Penyesuaian Kegiatan Belajar-Mengajar Era New Normal dengan Metode Hybrid Learning
Sejak 2 Maret 2020, kasus COVID-19 diumumkan pertama kali1 di Indonesia. Dalam hitungan waktu yang cukup singkat tibalah era pandemi. Terbukti sampai bulan November 2021, Indonesia masih berada di tahap penanganan kasus COVID -19 meskipun sudah banyak kebijakan yang dikeluarkan untuk menghadapi era baru yang kita sebut dengan new normal.
Pada 14 Maret 2020, Pemerintah Indonesia menetapkan wabah COVID-19 sebagai bencana nasional berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2007 yang diiringi dengan langkah-langkah strategis penanggulangan bencana. Langkah-langkah yang diputuskan oleh Pemerintah Republik Indonesia tentu memperhitungkan banyak aspek kehidupan bermasyarakat, termasuk pula aktivitas pendidikan.
Berdasarkan surat edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan No. 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam masa darurat COVID-19, proses kegiatan belajar dilakukan melalui pembelajaran daring atau jarak jauh dari rumah untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna tanpa terbebani tuntutan untuk menuntaskan seluruh capaian kompetensi.
Pembelajaran ini difokuskan pada kecakapan hidup yang disesuaikan dengan minat dan kondisi masing-masing siswa, termasuk mempertimbangkan fasilitas yang dimiliki3. Namun, pada pelaksanaannya kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara daring terasa kurang mampu memenuhi kecakapan siswa, khususnya untuk kemampuan keterampilan praktik langsung di laboratorium.
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) selama ini sempat dilakukan secara daring dengan memanfaatkan platform digital, seperti Learning Management System atau sejenis Google Classroom. Terdapat pula tambahan media pembelajaran lainnya seperti penggunaan Youtube. Akan tetapi, KBM tersebut kurang mampu membekali pengembangan keterampilan karena kendala kondisi rumah yang beragam.
Tidak hanya itu, terdapat juga kendala lain. Kendala tersebut adalah kurangnya ketersediaan jaringan hingga kehadiran data internet masing-masing yang tidak seragam, kendala kondisi lingkungan masyarakat sekitar, dan lingkungan keluarga.
Sejatinya, pembelajaran dilakukan melalui interaksi antara guru dengan siswa dalam suasana lingkungan belajar dengan esensi pendampingan yang dilakukan pendidik untuk mentransmisi ilmu kepada para siswa4. Dengan demikian, situasi pembelajaran jarak jauh yang telah dilakukan mengubah proses KBM.
Contohnya, interaksi antara guru dengan siswa cukup minim dengan suasana lingkungan belajar yang tidak terkondisikan. Hal ini merupakan akibat dari beragamnya lingkungan keluarga para siswa sehingga menuntut cukup besar kreativitas pendidik untuk bisa menggapai siswanya agar mampu menerima transmisi ilmu secara bermakna.
Namun demikian, aktivitas KBM tetap dilakukan dengan tuntutan memaksimalkan teknologi yang ada. Hal ini dimaksudkan untuk tetap memenuhi kecakapan hidup para siswa, baik dengan pemanfaatan video conference maupun penggunaan platform sejenis LMS hingga youtube. Meski demikian, ada kendala yang cukup serius untuk mata pelajaran produktif karena seharusnya siswa bisa lebih terampil melalui praktik. Perlu ada langkah serius untuk menambal kelemahan dan kendala pemenuhan kecakapan siswa.
Adanya adaptasi teknologi dalam pada KBM menjadi alternatif yang harus dimaksimalkan secara optimal. Pemanfaatan LMS maupun platform lain sejenis Google Classrom atau pemanfaatan media belajar seperti Kahoot, Zoom Meeting, atau Google Meet hingga Tiktok sekalipun bisa menjadi media belajar yang bervariasi untuk membangun suasana belajar yang lebih menyenangkan lagi.
Namun, hadirnya alternatif tidak lantas kemudian menghilangkan esensi pembelajaran bahwa interaksi secara langsung atau tatap muka antarguru dengan siswa. PTM masih menjadi metode yang cukup efektif untuk memaksimalkan kebutuhan siswa. Solusi yang bisa membantu ketercapaian kompetensi adalah pembelajaran secara hybrid learning. Hybrid learning dapat dilakukan dengan merancang pembelajaran tetap menggunakan LMS sebagai penyedia modul literasi, ruang diskusi, dan ruang tugas. Di sisi lain, PTM hadir sebagai aktualisasi praktik dari yang dipelajari di LMS.
Pada saat ini, salah satu upaya dari pelaksanaan hybrid learning menjadi solusi yang cukup tepat untuk memenuhi kemampuan keterampilan siswa yang selama ini menjadi kendala, upaya tersebut diterapkan melalui kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas sesuai dengan anjuran yang diizinkan. Kegiatan PTM terbatas tentu memaksa sekolah untuk mengondisikan siswa menghadiri kegiatan belajar daring juga luring secara bersamaan.
Hal yang bisa dilakukan melalui pembagian shift pagi dan siang walau jam belajar saat luring tentu sangatlah terbatas yang justru disinilah peran daring bisa dimaksimalkan. Dengan demikian, kekurangan keterampilan siswa bisa dimaksimalkan dengan kegiatan praktik di laboratorium melalui PTM terbatas saat luringyang diiringi dengan kegiatan pembelajaran memenuhi pengetahuan siswa dilakukan melalui daring sehingga mengoptimalkan transmisi ilmu dari pendidik kepada siswa untuk memenuhi capaian kompetensi keahlian.
Mengingat adanya upaya fasilitasi kemitraan antara SMK dan DUDI melalui kegiatan praktik kerja lapangan, tentu harus diiringi dengan kegiatan praktik kerja di laboratorium sekolah. Hal ini dimaksudkan untuk menunjang keterampilan lapangan para siswa SMK di area masing-masing sehingga memungkinkan siswa memperoleh suasana lingkungan belajar yang bisa mendukung kegiatan belajar mengajar dilakukan secara optimal.
Penulis: Winda Septiana (SMKN 1 Leuwiliang)
Editor: Chania Widyasari, S.Pd.
—DAFTAR PUSTAKA—
1Almuttaqi, A Ibrahim. 2020. Kekacauan Respons terhadap COVID-19 di Indonesia. The Habibie Center Insight No. 13/23, Maret 2020.
2Thorik, Sylvia Hasanah. 2020. Efektivitas Pembatasan Sosial Berskala Besar Di Indonesia Dalam Penanggulangan Pandemi Covid-19. Dalam ADALAH Buletin Hukum dan Keadilan Volume 4 Nomor 1.
3Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Corona Virus Disease (COVID- 1 9). Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
4Mansyur, Abd Rahim. 2020. Dampak Covid-19 Terhadap Dinamika Pembelajaran Di Indonesia. Dalam Education and Learning Journal Vol. 1, No. 2, Juli 2020, pp. 113-123.
Leave a Reply