Praktik Mapel Produk Kreatif dan Kewirausahaan secara Luring Melalui Kelompok Belajar di Tengah Pandemi COVID- 19
Pandemi COVID-19 sudah berlangsung selama hampir dua tahun. Dampaknya berimbas keseluruh aspek kehidupan, salah satunya adalah dunia pendidikan di ranah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dalam kondisi tersebut dikhawatirkan alumni SMK belum siap menunjukkan eksistensinya untuk bekerja atau berwirausaha di Era Revolusi Industri 4.0.
Saat ini, kegiatan pembelajaran tatap muka belum dilaksanakan sepenuhnya. Hal ini disebabkan karena pembelajaran yang dilakukan masih dalam tahap uji coba/simulasi, adanya batasan/aturan yang ketat, dan pemberlakuan yang harus bertahap. Secara tersirat, para siswa sudah berkeinginan masuk sekolah terutama pembelajaran praktik. Hal ini terlihat antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran, terutama pada saat tatap muka terbatas.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan sekolah yang mempunyai rasio pembelajaran praktik 70% dan teori 30% (Nasir, 2019) sehingga setelah lulus siswa benar-benar terampil berwirausaha maupun bekerja di industri. Pembelajaran praktik tentunya tidak mungkin dilaksanakan, jika secara online berbasis WhatsApp Group, Google Classroom, atau Microsft Team. Pada ketiga aplikasi tersebut, pembelajaran dilakukan secara terbatas teori dan instruksi gambar serta job sheet. Dari permasalahan tersebut, penulis menggunakan metode gabungan daring dan luring praktik. Pembelajaran praktik luring dengan membentuk kelompok praktik terbatas dan tetap memperhatikan aturan protokol kesehatan.
Pembagian kelompok praktik dilakukan berdasarkan tempat tinggal yang terdekat dengan jumlah kelompok. Masing-masing kelompok terdiri atas maksimal lima siswa. Setelah terbentuk kelompok, para siswa sudah siap untuk melaksanakan praktik dengan cara menggunakan fasilitas pinjaman dari sekolah berupa alat dan bahan elektronika. Alat dan bahan yang digunakan sesuai dengan KD 3.4 pada mata pelajaran PKK (Produk Kreatif dan Kewirausahaan) yang berbunyi membuat desain/prototype produk dan kemasan produk barang/jasa.
Pihak sekolah, melalui program keahlian Teknik Audio Video memfasilitasi peminjaman alat dan bahan sesuai aturan/prosedur yang berlaku. Proses peminjaman ini secara bergantian sesuai jadwal yang sudah ditentukan dengan memperhatikan aturan protokol kesehatan serta sekaligus konsultasi mengenai langkah kerja pelaksanaan praktik oleh guru produktif.
Adapun langkah-langkah yang perlu dilaksanakan oleh siswa pada saat pembelajaran praktik adalah menentukan tujuan pembuatan desain /prototype produk, mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, memahami kegunaan alat, mempelajari langkah-langkah pembuatan, membuat gambar kerja, menentukan spesifikasi desain/prototype produk, serta mampu mempromosikan hasil praktik.
Selanjutnya, para siswa melaksanakan praktik berdasarkan job sheet atau desain/prototype produk perencanaan masing-masing kelompok. Desain/prototype yang dibuat terlebih dahulu wajib dikonsultasikan dan di lokasi yang telah menjadi kesepakatan kelompok. Pembuatan tersebut sebaiknya dilakukan dengan melaksanakan protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Dengan cara ini, pembelajaran praktik akan bisa dilaksanakan sehingga para siswa antusias, bersemangat, dan gembira.
Hasil tugas desain/prototype produk dikumpulkan beserta laporan praktik. Selanjutnya, masing-masing kelompok dapat mempresentasikan tugas hasil praktik desain/prototype secara luring terbatas dan tetap mematuhi protokol kesehatan dengan nyaman. Metode pembelajaran praktik luring melalui kelompok belajar menjadikan pembelajaran praktik produktif selama Pandemi COVID-19 dan tatap muka terbatas di masa PPKM bisa dilaksanakan secara nyata bagi para siswa.
Penulis: Amir Sapto Prabowo, S.Pd. (SMKN 1 Ampelgading)
Editor: Chania Widyasari, S.Pd.
—Daftar Pustaka—
Nasir, Muhammad. 2019. Ratio Pembelajaran SMK. Jakarta: Kompas.
Sudjana, Nana. 2016. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Leave a Reply