Rujukan Keilmuan di Indonesia

Segitiga Pengaman Dunia Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0

Berbeda dari era sebelumnya, Revolusi Industri 4.0 ditandai dengan berbagai teobosan baru di bidang teknologi diantaranya Intenet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI). Kedua teobosan tersebut berdampak pada berbagai bidang kehidupan, tak tekecuali bidang pendidikan. Dalam pendidikan, IoT dapat digunakan untuk menghubungkan berbagai perangkat elektronik dalam kelas, seperti proyektor, komputer, dan papan tulis interaktif (Ekowati et al. 2023, h. 21). Tak kalah menariknya, AI yang dalam istilah bahasa Indonesia diartikan sebagai kecerdasan buatan juga memberikan banyak manfaat bagi dunia pendidikan. Guru dan siswa dapat menggunakan AI untuk mempermudah kegiatan pembelajaran, salah satunya sebagai mentor virtual.

Perkembangan AI menjadi salah satu penyebab lahirnya gagasan Society 5.0, dan Jepang menjadi negara pertama yang mempeloporinya. Society 5.0 menempatkan masyarakat yang berpusat pada manusia untuk menyeimbangkan kemajuan ekonomi dan penyelesaian masalah sosial dengan sistem yang saling berintegrasi antara ruang siber dan fisik (Sanita, Meigitaria.2023). Singkatnya, kehadiran era Society 5.0 melengkapi kehadiran Revolusi Industri 4.0 dengan tujuan untuk kehidupan manusia yang lebih baik. Konsep Society 5.0 ini cenderung berfokus mewujudkan masyarakat yang lebih inklusif, berkelanjutan, serta lebih manusiawi dalam menggunakan kecerdasan buatan, robotika, dan teknologi maju lainnya (Nancy, Y.2023).

Perubahan pada berbagai lini kehidupan pada era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 juga menjadi sebuah tantangan bagi dunia pendidikan. Perubahan yang terjadi tentunya bukan hanya berdampak positif namun juga dapat berdampak negatif. Sebagai contoh, penggunaan IoT dan AI yang dapat membantu memudahkan siswa dalam belajar, namun di sisi lain dapat menjadi bumerang yang justru membuat siswa menjadi sangat ketergantungan dengan IoT dan AI.

Seiring berjalannya, maka kehadiran berbagai teknologi Revolusi Industri 4.0 dapat menjadi pisau bermata dua. Di satu sisi membawa kebermanfaatan namun di sisi lain dapat menjadi sesuatu yang membahayakan. Oleh karena itu sangat diperlukan peran sekolah, keluarga, dan juga masyarakat sebagai segitiga pengaman yang menjadi elemen penting dalam bidang pendidikan. Hal ini sebagaimana pandangan Ki Hadjar Dewantara mengenai Tri Pusat Pendidikan, bahwa anak didik tidak semata-mata hanya belajar di sekolah tetapi juga dalam keluarga dan masyarakat (Suparlan, H. 2014, h.4). Adanya keterlibatan peran segitiga pengaman dari sekolah, keluarga, dan masyarakat maka diharapkan Revolusi Industri 4.0 bukan menjadi pisau yang membahayakan, namun sebaliknya dapat menjadi pisau yang bermanfaat untuk menjawab tuntutan perkembangan zaman.

Peran sekolah
Sekolah bukan sekadar wadah siswa menimba ilmu secara akademik, lebih dari itu sekolah merupakan ruang berekspresi bagi warga sekolah khususnya siswa untuk mengembangkan semua potensi diri. Potensi diri sesuai bakat minatnya, baik dalam bidang akademik ataupun bidang non akademik. Terlebih sekolah adalah bagian dari ekosistem kehidupan yang mengaktualisasikan filosofis memanusiakan manusia. Ketika filososfis tersebut dapat dijalankan maka tantangan zaman apapun bukan menjadi pekerjaan rumah yang rumit dan menjadi beban.

Era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 memberikan banyak kemudahan dan kesempatan bagi siswa untuk mendapatkan pengalaman belajar. Namun fakta lainnya berkata lain, keterbukaan akses informasi tersebut terkadang tidak dibarengi dengan filter yang mumpuni dalam menyaring informasi hoaks hingga kejahatan siber yang mengancam keamanan data pribadi. Untuk itu sekolah wajib memberikan pemahaman dan pembekalan lebih jauh kepada siswa tentang IoT dan AI, serta dampaknya dari segi positif maupun negatif. Keterampilan siswa dalam menggunakan IoT dan AI sudah seharusnya juga dibarengi oleh sikap waspada,bijaksana dan beretika. Dengan kata lain harus adanya keselarasan dan keseimbangan antara hard skills dan soft skills agar dapat beradaptasi dengan baik.

Peran Orang Tua
Dalam menghadapi tantangan Era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 tentunya peran orang tua siswa juga ikut menjadi penentu. Keluarga khususnya orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi seorang anak. Hubungan harmonis serta komunikasi yang baik antara orang tua dan anak tentunya akan memengaruhi karakter anak. Ketika anak memiliki karakter yang baik dari rumah maka menjadi modal utama dalam berinteraksi di lingkup yang lebih luas bukan hanya di dunia nyata namun juga di dunia maya. Modal karakter tersebut juga dapat menjadi bekal hidup untuk menjawab tantangan zaman, terutama tantangan pada Era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0.

Karakter yang dilandasi budi pekerti yang baik dapat menjadi filter penyaring dampak negatif teknologi. Semua produk teknologi, termasuk IoT dan AI merupakan sesuatu yang bersifat netral, keduanya dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat atau justru membahayakan. Terlebih jika pengguna merupakan anak yang masih di bawah umur atau usia sekolah. Maka bimbingan,pengawasan serta pengayoman dari orang tua menjadi bagian dari solusi atas permasalahan di era disrupsi saat ini.

Peran Masyarakat
Bagus tidaknya kualitas pendidikan juga dapat dipengaruhi oleh dukungan masyarakat sekitar. Harus diakui masyarakat memiliki peran besar bagi sekolah. Karenanya tidak berlebihan jika dikatakan kelangsungan hidup sekolah juga bergantung pada masyarakat (Hidayat, I.W. 2020).Maka sangat dibutuhkan kolaborasi yang baik antara pihak sekolah, keluarga dan masyarakat dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Sebagai contoh, salah satu permasalahan pada Era Revolusi Industri 4.0 adalah semakin tingginya angka kecanduan game online pada anak usia sekolah, hal ini berdampak pada menurunnya motivasi belajar. Untuk mengatasinya tentu dibutuhkan kolaborasi antara pihak sekolah, orang tua dan masyarakat. Salah satu peran masyarakat diantaranya adanya individu atau kelompok masyarakat yang ahli atau professional dalam mengatasi permasalahan kecanduan game online pada anak, sehingga dampak negatif dari kecanduan tidak berkepanjangan serta dapat sembuh. Hingga akhirnya anak tersebut dapat menjalankan kehidupannya secara normal dan terarah, seperti dapat fokus belajar dan mengekspresikan
potensi diri sesuai bakat dan minatnya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kolaborasi peran sekolah, orang tua dan masyarakat dapat menjadi segitiga pengaman dalam dunia pendidikan untuk menjawab tantangan di Era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0. Keberhasilan kolaborasi tersebut akan membentuk siswa notabene sebagai generasi penerus bangsa yang adaptif terhadap tuntutan perkembangan zaman. Dengan demikian cita-cita era Society 5.0 yang mengusung ide membentuk masyarakat super-cerdas serta lebih berkualitas di masa depan akan terwujud.

Tantangan zaman tentunya jelas akan selalu ada, namun keterlibatan peran segitiga pengaman (sekolah, orang tua dan masyarakat) yang kolaboratif akan menjawab tantangan tersebut. Sehingga generasi emas mendatang, yang bukan hanya cerdas secara kognitif namun juga berkarakter baik serta berdaya saing benar-benar menjadi sebuah kenyataan, dan bukan sekadar isapan jempol.

Daftar Pustaka

Ekowati, M.A.S, Nindyatama, Z.P, Wening, S & Dananti, K. 2023. “Pengembangan Sistem Kelas Cerdas Berbasis Internet of Things (IoT) untuk Proses Pembelajaran Tingkat SMP di Kota Surakarta”, Journal Informatic Technology And Communication, vol.7, no.1, h. 20-33.

Hidayat, I.W. Masyarakat Bagi Sekolah, dalam kumparan.com pada 28 Mei 2020.

Nancy, Y. 2023. Beda Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 serta Kaitan Keduanya, dalam tirto.id pada 22 Agustus 2023. https://tirto.id/beda-revolusi-industri-40-dan-society-50-serta-kaitan-keduanya-gPip

Sanita, Meigitaria 2023. Menyiapkan Diri Menghadapi Era Society 5.0, Bagaimana Caranya?. Program Studi Ilmu Komunikasi UII. https://communication.uii.ac.id/menyiapkan-diri-menghadapi-era-society-5-0-bagaimana-caranya/

Suparlan, H. 2014. “Filsafat Pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan Sumbangannya Bagi Pendidikan Indonesia”, Jurnal Filsafat, vol. 25, no. 1, h. 1-19.

Penulis: Jamilah Rachmaningsih

Asal Instansi: SMA Negeri 1 Manggar

Editor: Chania M. Widyasari

Chania Widyasari

Seorang staf digital marketing, penyuka buku, dan content creator di Instagram @chaniawidya. Hubungi saya lebih lanjut melalui e-mail chaniawidyasari@gmail.com atau DM Instagram.

You also like

Membuat Soal Kuis dengan Quizalize Kurang dari Satu Menit? Memang Efektif Terhadap Gaya Belajar Siswa dalam Pembelajaran di Zaman Digital?

Era digital telah menciptakan perubahan mendasar dalam hampir setiap aspek kehidupan manusia, dan pendidikan tidak terkecuali. Kehadiran teknologi…

Call Sahabat Guru di Era Digital

Sebagai insan pendidikan, kita tentu tidak asing dengan kalimat ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karso, tut…

Tantangan Pendidikan Indonesia di Era Revolusi 4.0 Dan Society 5.0

Pendahuluan Pendidikan adalah kunci untuk membangun kapasitas manusia yang unggul. Dengan pendidikan yang berkualitas individu dapat mengembangkan potensi…

Yakin Siswa Siap Menghadapi Pembelajaran di Era Digital?

Perkembangan teknologi informasi saat ini mengalami kemajuan yang luar biasa, hampir di setiap sektor teknologi ini selalu hadir…

Opini Guru: Malu Hilang Peradaban Melayang!

“Dulu zaman saya SMA ga ada yang berani gitu ke guru”, “zaman dulu sekolah boro-boro pake kalkulator, ngitungnya…

Penerbit Buku yang Lolos Penilaian Puskurbuk 2023!

Liniswara, sebagai penerbit buku SMK, menorehkan prestasi gemilang dalam Penilaian Pusat Kurikulum dan Buku (Puskurbuk) Kemendikbudristek 2023. Kiprahnya…

Leave a Reply

Your email address will not be published.

×

Shopping Cart

No products in the cart.

Return to shop

Liniswara Online Store

Selamat datang di Liniswara, apa yang dapat kami bantu?

Selamat datang, ada yang bisa Saya bantu